Return to site

Equityworld Futures - Dolar AS Diprediksi Akan Runtuh: Nasibnya Diperkirakan Akan Serupa dengan Pound Inggris

broken image

Kekhawatiran tentang stabilitas dolar Amerika Serikat (AS) terus meningkat di tengah ramalan beberapa pakar ekonomi yang memperingatkan bahwa mata uang ini mungkin akan mengalami nasib serupa dengan pound Inggris, yang pernah menjadi mata uang cadangan utama dunia sebelum akhirnya tergeser. Pernyataan ini muncul dari pandangan bahwa dolar AS telah lama mendominasi pasar keuangan global, namun ada sejumlah faktor yang berpotensi melemahkan posisinya dalam beberapa tahun mendatang.

Dominasi Dolar AS di Kancah Global

Sejak Perang Dunia II, dolar AS telah menjadi mata uang cadangan utama dunia, digunakan dalam transaksi internasional, dan disimpan oleh bank sentral di berbagai negara sebagai aset cadangan. Status ini memberikan AS keuntungan signifikan, termasuk kemampuan untuk mencetak uang dalam jumlah besar tanpa khawatir tentang inflasi yang merusak, karena permintaan global yang tinggi terhadap dolar.

Namun, dominasi ini bukan tanpa tantangan. Seiring berjalannya waktu, muncul kekhawatiran bahwa ketergantungan dunia pada dolar AS dapat menjadi masalah jika nilai mata uang ini mengalami penurunan drastis. Dalam beberapa dekade terakhir, AS telah menghadapi defisit perdagangan yang terus membesar dan utang nasional yang melonjak. Kedua faktor ini dianggap oleh banyak ekonom sebagai ancaman serius bagi stabilitas jangka panjang dolar.

Tanda-Tanda Keruntuhan yang Dikhawatirkan

Beberapa ekonom memperingatkan bahwa dolar AS sedang menuju jalan yang mirip dengan pound Inggris. Pound pernah menjadi mata uang dominan di dunia selama abad ke-19, namun kehilangan posisinya setelah Perang Dunia II, ketika ekonomi Inggris melemah dan AS muncul sebagai kekuatan ekonomi baru.

Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed). Dalam beberapa tahun terakhir, The Fed telah menerapkan kebijakan suku bunga rendah dan pencetakan uang dalam jumlah besar untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Meskipun langkah ini berhasil menstimulasi ekonomi dalam jangka pendek, beberapa ekonom khawatir bahwa hal ini dapat menurunkan nilai dolar dalam jangka panjang.

Selain itu, kebijakan fiskal AS juga menjadi sorotan. Pemerintah AS telah melakukan pengeluaran besar-besaran dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, namun hal ini meningkatkan beban utang nasional secara signifikan. Jika pasar mulai meragukan kemampuan AS untuk membayar utangnya, investor mungkin akan kehilangan kepercayaan pada dolar, yang bisa memicu penurunan nilai mata uang ini.

Perbandingan dengan Pound Inggris

Mengambil pelajaran dari sejarah, ada beberapa kesamaan yang dapat dilihat antara situasi dolar AS saat ini dan apa yang terjadi pada pound Inggris di masa lalu. Seperti halnya dolar, pound pernah menjadi mata uang cadangan utama dunia, namun posisi ini goyah setelah Perang Dunia II ketika Inggris menghadapi masalah ekonomi besar, termasuk utang yang melambung tinggi dan defisit perdagangan yang membesar.

Ketika AS muncul sebagai kekuatan ekonomi baru, dolar mulai menggantikan pound sebagai mata uang cadangan utama dunia. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi berlangsung selama beberapa dekade. Beberapa ekonom sekarang khawatir bahwa dolar mungkin mengalami nasib serupa, terutama jika AS terus menghadapi masalah ekonomi serius yang tidak terselesaikan.

Tantangan dari Mata Uang Lain

Selain masalah internal, dolar AS juga menghadapi tantangan dari mata uang lain, terutama euro dan yuan Tiongkok. Uni Eropa telah berusaha untuk memperkuat posisi euro sebagai alternatif untuk dolar dalam transaksi internasional. Sementara itu, Tiongkok, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, telah mendorong penggunaan yuan di kancah internasional dan berusaha menjadikannya sebagai mata uang cadangan global.

Jika salah satu atau kedua mata uang ini berhasil menggeser posisi dolar, maka dampaknya bisa sangat signifikan. Permintaan global untuk dolar bisa menurun, yang akan menurunkan nilai mata uang ini dan melemahkan pengaruh ekonomi AS di kancah global.

Kesimpulan

Meskipun dolar AS saat ini masih mendominasi pasar keuangan global, tantangan yang dihadapinya tidak bisa diabaikan. Sejarah menunjukkan bahwa mata uang cadangan utama dunia tidak bertahan selamanya. Jika AS tidak dapat mengatasi masalah ekonomi yang dihadapinya, termasuk utang yang melambung tinggi dan kebijakan moneter yang kontroversial, maka dolar bisa menghadapi penurunan yang signifikan dalam dekade mendatang.

Namun, perlu diingat bahwa prediksi keruntuhan dolar bukanlah sesuatu yang pasti terjadi dalam waktu dekat. Perubahan besar dalam sistem moneter global biasanya terjadi secara perlahan dan melibatkan banyak faktor. Meskipun ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan, masih banyak yang harus dilihat bagaimana situasi ini akan berkembang. Tetapi, kekhawatiran tentang masa depan dolar AS adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja, dan perlu diperhatikan oleh para pembuat kebijakan serta pelaku pasar di seluruh dunia.

Sumber: Investing