Return to site

Equityworld Futures - Yen Terpuruk Mendekati Titik Terendah dalam Beberapa Dekade di Tengah Kekuatan Dolar

broken image

Pasar valuta asing (foreign exchange) terus mengalami dinamika yang signifikan, dengan perhatian utama baru-baru ini terpusat pada mata uang yen Jepang. Dalam beberapa pekan terakhir, yen telah menunjukkan pelemahan yang signifikan terhadap dolar AS, mendekati titik terendah dalam beberapa dekade terakhir. Tren ini dipicu oleh sejumlah faktor ekonomi dan kebijakan moneter yang saling berkaitan.

Faktor Kekuatan Dolar AS

Salah satu penyebab utama melemahnya yen adalah penguatan dolar AS. Dolar AS mengalami apresiasi yang kuat didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan banyak negara lain pasca pandemi COVID-19. Indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, penurunan tingkat pengangguran, dan peningkatan pengeluaran konsumen menunjukkan tren yang positif. Hal ini mendorong investor global untuk lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi AS, meningkatkan permintaan terhadap dolar.

Kedua, kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) turut berperan dalam menguatnya dolar. The Fed telah memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya guna mengatasi inflasi yang terus meningkat. Kenaikan suku bunga ini menarik arus modal masuk ke Amerika Serikat, karena imbal hasil yang lebih tinggi menjadi lebih menarik bagi investor global.

Kebijakan Moneter Jepang

Di sisi lain, kebijakan moneter yang diambil oleh Bank of Japan (BoJ) juga berkontribusi pada pelemahan yen. Berbeda dengan The Fed, BoJ mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar dengan suku bunga yang mendekati nol dan program pembelian aset yang agresif. Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang perekonomian Jepang yang telah lama stagnan dan mendorong inflasi ke target 2%.

Namun, kebijakan moneter yang longgar ini menyebabkan perbedaan suku bunga yang signifikan antara Jepang dan Amerika Serikat. Ketika suku bunga di AS naik, sementara suku bunga di Jepang tetap rendah, investor cenderung memindahkan dana mereka dari aset berdenominasi yen ke aset berdenominasi dolar yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini meningkatkan tekanan jual pada yen, memperlemah nilainya terhadap dolar.

Ketidakpastian Global dan Sentimen Risiko

Ketidakpastian global juga memainkan peran dalam pergerakan yen. Yen secara tradisional dianggap sebagai safe-haven currency atau mata uang yang aman. Dalam kondisi ketidakpastian global, investor biasanya mencari perlindungan dalam bentuk aset-aset yang dianggap aman, termasuk yen. Namun, dalam situasi saat ini, meskipun ada ketidakpastian global yang tinggi akibat berbagai isu geopolitik dan ekonomi, yen tidak mendapatkan manfaat sebagai safe haven. Hal ini karena perbedaan kebijakan moneter yang sangat mencolok antara Jepang dan AS.

Dampak Terhadap Ekonomi Jepang

Pelemahan yen memiliki dampak yang beragam terhadap ekonomi Jepang. Di satu sisi, yen yang lemah dapat menguntungkan eksportir Jepang karena produk mereka menjadi lebih murah dan kompetitif di pasar internasional. Hal ini dapat meningkatkan volume ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Industri otomotif dan elektronik, yang merupakan sektor utama dalam ekspor Jepang, dapat meraih keuntungan dari situasi ini.

Namun, di sisi lain, yen yang lemah juga membawa tantangan. Biaya impor meningkat, terutama untuk komoditas penting seperti minyak dan gas yang dibutuhkan oleh Jepang. Dengan meningkatnya biaya impor, inflasi domestik bisa terdorong naik, mengurangi daya beli konsumen Jepang. Selain itu, perusahaan-perusahaan Jepang yang memiliki utang dalam mata uang asing dapat menghadapi peningkatan beban pembayaran utang.

Prospek dan Tindakan Kebijakan

Ke depan, prospek yen akan sangat bergantung pada perkembangan kebijakan moneter global dan kondisi ekonomi internasional. Jika The Fed terus menaikkan suku bunga dan ekonomi AS tetap kuat, yen mungkin akan terus berada di bawah tekanan. Namun, jika terjadi perubahan signifikan dalam kebijakan BoJ atau adanya intervensi pasar oleh pemerintah Jepang, situasinya bisa berubah.

Pemerintah Jepang telah menyatakan keprihatinannya terhadap pelemahan yen yang berlebihan dan dampaknya terhadap ekonomi domestik. Ada kemungkinan bahwa BoJ dapat melakukan penyesuaian kebijakan moneter jika inflasi terus meningkat dan tekanan ekonomi domestik semakin besar.

Dalam kesimpulannya, pergerakan yen terhadap dolar AS mencerminkan dinamika kompleks dari kebijakan moneter, kondisi ekonomi global, dan sentimen pasar. Dalam jangka pendek, yen mungkin akan tetap tertekan oleh kekuatan dolar, namun perkembangan lebih lanjut akan sangat tergantung pada respons kebijakan dan kondisi ekonomi yang terus berkembang.

Sumber: Reuters, ewfpro