Return to site

Equtyworld Futures - Futures Emas Lebih Rendah Selama Sesi AS: Faktor Penekan Harga dan Sentimen Pasar

broken image

Harga emas berjangka mengalami penurunan signifikan selama sesi perdagangan Amerika Serikat (AS) pada tanggal 3 September 2024. Menurut laporan terbaru, kontrak emas untuk pengiriman Desember turun 0,68% atau 13,85 poin, menjadi diperdagangkan pada 2.011,75 per troy ons. Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap sejumlah faktor yang mempengaruhi sentimen para pelaku pasar.

Faktor Penekan Harga Emas

Penurunan harga emas berjangka selama sesi AS terutama disebabkan oleh beberapa faktor makroekonomi dan geopolitik yang tengah berlangsung. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi penurunan tersebut:

  1. Penguatan Dolar AS

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga emas adalah penguatan dolar AS. Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang utama dunia, mengalami peningkatan sebesar 0,12% dan berada pada level 104,23. Penguatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan global terhadap logam mulia ini.

  1. Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Selain penguatan dolar, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menjadi faktor penekan harga emas. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun meningkat menjadi 4,19%, mendekati level tertinggi sejak 2007. Kenaikan imbal hasil obligasi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga, sehingga membuat logam mulia ini kurang menarik bagi investor.

  1. Ekspektasi Kebijakan Moneter Federal Reserve

Pasar saat ini juga tengah menunggu keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed). Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada level yang tinggi dalam waktu yang lebih lama juga menjadi faktor yang membebani harga emas. Kebijakan suku bunga tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

  1. Penurunan Permintaan Fisik di Pasar Asia

Permintaan fisik emas di pasar Asia, khususnya di India dan Tiongkok, juga mengalami penurunan. India, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, saat ini menghadapi permintaan yang lebih lemah karena harga yang relatif tinggi di pasar domestik. Selain itu, data ekonomi terbaru dari Tiongkok menunjukkan pertumbuhan yang melambat, sehingga menekan daya beli konsumen di negara tersebut.

Dampak Terhadap Pasar Lain

Penurunan harga emas tidak hanya berdampak pada perdagangan logam mulia itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi pasar lain yang terkait, seperti perak, platinum, dan paladium. Selama sesi yang sama, kontrak perak untuk pengiriman Desember turun sebesar 0,92% atau 0,25 poin menjadi diperdagangkan pada 26,81 per troy ons. Sementara itu, kontrak platinum untuk pengiriman Januari turun 1,1% atau 12,45 poin ke level 1.120,95 per troy ons.

Sebaliknya, pasar minyak mentah AS mengalami kenaikan. Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Oktober naik 0,42% atau 0,35 poin menjadi diperdagangkan pada 84,79 per barel. Kenaikan harga minyak ini disebabkan oleh ekspektasi peningkatan permintaan global serta ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung di beberapa wilayah penghasil minyak utama.

Respons Investor dan Prospek Ke Depan

Investor saat ini berada dalam posisi yang waspada, menantikan petunjuk lebih lanjut dari data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Data ketenagakerjaan dan inflasi AS diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah kebijakan moneter The Fed di masa depan. Jika data menunjukkan tanda-tanda ekonomi yang terus menguat, ada kemungkinan The Fed akan tetap mempertahankan sikap hawkish, yang dapat terus menekan harga emas.

Di sisi lain, beberapa analis berpendapat bahwa koreksi harga emas saat ini bersifat sementara. Menurut mereka, ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan risiko resesi yang masih membayangi dapat mendukung kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Emas sering kali dianggap sebagai aset safe haven yang menarik bagi investor saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.

Strategi Investor di Tengah Volatilitas Pasar

Dalam menghadapi volatilitas pasar saat ini, investor perlu mempertimbangkan beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan:

  1. Diversifikasi Portofolio

Investor disarankan untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, yang mencakup aset-aset seperti saham, obligasi, dan komoditas lain selain emas. Diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan dan memberikan perlindungan terhadap fluktuasi harga yang tajam di pasar emas.

  1. Pemantauan Kebijakan Moneter

Tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter global, terutama keputusan yang diambil oleh bank sentral utama seperti The Fed. Keputusan suku bunga dan kebijakan stimulus dapat memiliki dampak signifikan terhadap harga emas dan komoditas lainnya.

  1. Memanfaatkan Volatilitas Pasar

Beberapa investor mungkin melihat volatilitas saat ini sebagai peluang untuk membeli emas pada harga yang lebih rendah, dengan harapan harga akan pulih di masa mendatang. Strategi ini, yang dikenal sebagai "buy the dip," dapat menjadi pilihan bagi mereka yang percaya bahwa harga emas akan naik kembali seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global.

Kesimpulan

Harga emas berjangka mengalami penurunan selama sesi AS karena penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil obligasi, dan ekspektasi kebijakan moneter The Fed. Penurunan ini mencerminkan sentimen pasar yang berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang masih tinggi. Meskipun demikian, beberapa analis tetap optimis bahwa emas akan terus menjadi aset yang menarik di tengah risiko global yang meningkat. Investor perlu mempertimbangkan strategi diversifikasi dan pemantauan kebijakan moneter untuk menghadapi fluktuasi pasar yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Sumber: Investing