Return to site

PT Equityworld Futures Cyber2 Jakarta - Harga Minyak Turun Akibat Persediaan Minyak Mentah AS yang Meningkat dan Kekhawatiran Ancaman Keamanan

broken image

Pasar minyak menyaksikan penurunan yang signifikan pada hari Rabu, dengan harga turun lebih dari $1 per barel. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk peningkatan yang mencolok dalam persediaan minyak mentah AS dan kekhawatiran akan ancaman keamanan yang dapat mengganggu permintaan minyak di ekonomi terbesar di dunia.

Persediaan Minyak Mentah AS yang Meningkat

Salah satu pendorong utama di balik penurunan harga minyak adalah lonjakan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS. Menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), stok minyak mentah naik sebesar 12 juta barel menjadi 439,5 juta barel minggu lalu. Kenaikan tajam ini jauh melampaui harapan analis, yang memperkirakan kenaikan yang jauh lebih kecil sebesar 2,6 juta barel.

Peningkatan persediaan ini diperparah oleh penurunan aktivitas pengolahan, yang turun ke level terendahnya sejak Desember 2022. Lari pengolahan minyak mentah turun sebesar 298.000 barel per hari menjadi 14,5 juta barel per hari, sementara tingkat penggunaan kilang turun menjadi 80,6% dari total kapasitas. Angka-angka ini menekankan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan untuk produk-produk minyak yang diolah.

Memberikan komentar tentang situasi tersebut, Bob Yawger, direktur futures energi di Mizuho, menyoroti dampak tingkat penggunaan kilang pada dinamika pasar. Dia mencatat bahwa penurunan yang persisten dalam aktivitas, bahkan setelah penyelesaian tantangan operasional yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang parah, telah berkontribusi pada kelebihan pasokan minyak mentah di pasar.

Kekhawatiran Ancaman Keamanan

Selain surplus dalam persediaan minyak mentah, harga minyak juga dipengaruhi oleh kekhawatiran akan ancaman keamanan potensial terhadap Amerika Serikat. Meskipun rincian mengenai sifat ancaman tersebut tidak diungkapkan, pernyataan dari ketua intelijen Kongres AS mengenai 'ancaman keamanan nasional yang serius' mengirim gelombang ke dalam pasar minyak.

John Kilduff, mitra di Again Capital yang berbasis di New York, menekankan dampak bearish dari ketegangan geopolitik dan risiko keamanan terhadap harga minyak. Dia menyarankan bahwa peristiwa di luar wilayah produsen minyak utama, seperti konflik atau tindakan terorisme, sering kali menyebabkan penurunan permintaan minyak karena gangguan dalam aktivitas ekonomi.

Prospek OPEC dan Faktor Geopolitik

Meskipun tekanan turun pada harga, pasar minyak mendapat beberapa dukungan dari laporan bulanan terbaru dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Laporan tersebut mempertahankan perkiraan sebelumnya, memproyeksikan peningkatan permintaan minyak global sebesar 2,25 juta barel per hari pada tahun 2024 dan 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025.

Sementara itu, faktor-faktor geopolitik terus mempengaruhi sentimen pasar. Konflik di Timur Tengah dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina menambah ketidakpastian yang melingkupi pasar. Selain itu, spekulasi mengenai waktu pemotongan suku bunga AS turut berkontribusi pada volatilitas pasar.

Kesimpulan

Penurunan tajam dalam harga minyak, yang didorong oleh kombinasi faktor termasuk peningkatan yang signifikan dalam persediaan minyak mentah AS dan kekhawatiran akan ancaman keamanan, menggarisbawahi volatilitas dan kompleksitas pasar minyak global. Meskipun ketegangan geopolitik dan dinamika pasokan-permintaan terus membentuk harga minyak dalam jangka pendek, perkiraan jangka panjang menunjukkan pemulihan yang bertahap dalam permintaan. Namun, ketidakpastian mengenai perkembangan geopolitik dan kebijakan ekonomi menuntut optimisme yang berhati-hati dalam beberapa bulan mendatang.

Saat pasar menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai isu-isu ini, para pemangku kepentingan di sektor energi tetap waspada, memantau perkembangan dengan cermat dan menyesuaikan strategi untuk menavigasi lanskap pasar minyak yang terus berubah.

Sumber: Investing