Return to site

Equityworld Futures - Dolar Mencapai Level Tertinggi dalam Beberapa Pekan di Tengah Sikap Kebijakan Moneter yang Berbeda

broken image

Dolar AS mengalami peningkatan signifikan, mencapai level tertinggi dalam delapan pekan terhadap yen dan mendekati level tertinggi dalam lima pekan terhadap sterling pada 21 Juni 2024. Penguatan ini terutama dipicu oleh pendekatan Federal Reserve (Fed) yang lebih sabar dalam menurunkan suku bunga, yang berbeda dengan sikap lebih dovish dari bank sentral lainnya.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama termasuk yen, sterling, euro, dan franc Swiss, naik 0,41% semalam. Kenaikan ini terjadi setelah Swiss National Bank (SNB) menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya berturut-turut, serta Bank Sentral Inggris (BoE) yang memberikan sinyal akan pengurangan suku bunga pada bulan Agustus. Pada saat yang sama, yen Jepang terus melemah setelah keputusan Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menunda pengurangan stimulus pembelian obligasi hingga pertemuan bulan Juli.

Menurut data terbaru, dolar diperdagangkan lebih kuat 0,05% pada 159,015 yen. Ini terjadi setelah intervensi BOJ di bawah perintah Kementerian Keuangan Jepang yang menghabiskan sekitar 9,8 triliun yen (sekitar $61,64 miliar) untuk menarik kembali mata uang tersebut dari level terendah dalam 34 tahun yang dicapai pada 29 April.

Selain itu, dolar AS menguat 0,07% menjadi 0,89165 franc Swiss setelah lonjakan 0,78% semalam. Indeks dolar juga sedikit berubah pada 105,66, menunjukkan potensi kenaikan mingguan yang akan memperpanjang tren positif selama tiga minggu berturut-turut.

Sementara itu, mata uang sterling diperdagangkan datar pada $1,2657, mendekati level terendah $1,2655 yang tercapai pada Kamis lalu. BoE mempertahankan suku bunganya, namun beberapa pembuat kebijakan menyatakan bahwa keputusan untuk tidak menurunkan suku bunga masih terbuka.

Di sisi lain, euro naik tipis 0,06% menjadi $1,0708, mencoba pulih dari penurunan 0,39% pada Kamis. Bank Sentral Eropa (ECB) telah memulai siklus penurunan suku bunganya awal bulan ini.

Para pejabat The Fed memilih untuk tidak mengubah kebijakan mereka pada pertemuan bulan Juni, dan memangkas proyeksi sebelumnya dari pemotongan tiga perempat poin tahun ini menjadi satu. Keputusan ini diambil meskipun inflasi telah mereda dan pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan dolar adalah keputusan-keputusan kebijakan dari bank sentral lainnya yang menunjukkan kecenderungan lebih dovish dibandingkan dengan Fed. SNB misalnya, secara tak terduga menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya, yang memberikan tekanan tambahan pada franc Swiss. Sedangkan, BoE memberikan sinyal untuk potensi penurunan suku bunga pada bulan Agustus.

Keputusan BOJ untuk menunda pengurangan stimulus pembelian obligasi juga memberikan pengaruh besar. Keputusan ini dianggap sebagai langkah untuk mendukung ekonomi Jepang yang sedang berjuang untuk keluar dari deflasi yang berkepanjangan. Intervensi besar-besaran oleh Kementerian Keuangan Jepang untuk menarik kembali yen dari level terendah dalam 34 tahun juga menunjukkan upaya serius pemerintah Jepang untuk menstabilkan mata uangnya.

Secara keseluruhan, penguatan dolar AS ini mencerminkan keyakinan pasar terhadap stabilitas kebijakan moneter Fed dibandingkan dengan bank sentral lainnya yang lebih agresif dalam menurunkan suku bunga. Pendekatan yang lebih sabar dari Fed dalam menurunkan suku bunga dianggap sebagai sinyal positif bagi investor, menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat untuk bertahan tanpa perlu penurunan suku bunga yang drastis dalam waktu dekat.

Dengan kondisi ini, para pelaku pasar diharapkan terus memantau kebijakan-kebijakan dari bank sentral utama dunia dan dampaknya terhadap pergerakan nilai tukar mata uang. Stabilitas kebijakan dan ketahanan ekonomi menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan dolar dan mata uang utama lainnya di masa mendatang.

Sumber: Investing