Return to site

Equityworld Futures - Harga minyak naik sedikit di tengah eskalasi ketegangan di Timur Tengah

broken image

Harga minyak naik sedikit di tengah eskalasi ketegangan di Timur Tengah karena harapan akan gencatan senjata di Gaza tampaknya meredup. Konflik antara Israel dan Hamas terus memicu kekhawatiran atas gangguan potensial terhadap pasokan minyak di wilayah tersebut. Situasi ini memperburuk prospek pasokan yang sudah ketat, lebih jauh mendorong harga naik.

Seperti dilaporkan oleh Investing.com, kontrak berjangka minyak Brent naik 0,6% menjadi $108,10 per barel, sementara kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,7% menjadi $104,67 per barel. Sentimen pasar mencerminkan kekhawatiran yang semakin membesar di antara investor mengenai stabilitas produksi minyak di Timur Tengah, terutama mengingat kekerasan yang terus berlangsung di Gaza.

Konflik di Gaza telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan kerugian jiwa yang signifikan dan kerusakan luas. Upaya internasional untuk mediasi gencatan senjata sejauh ini belum berhasil, dengan kedua belah pihak menunjukkan sedikit keinginan untuk berunding. Akibatnya, ketakutan akan konflik yang berkepanjangan tetap ada, meningkatkan kekhawatiran atas gangguan potensial terhadap pasokan minyak dari wilayah tersebut.

Timur Tengah tetap menjadi pusat penting bagi produksi minyak global, dengan produsen utama seperti Arab Saudi, Irak, dan Uni Emirat Arab di antara eksportir terkemuka. Gangguan yang signifikan terhadap produksi minyak di wilayah tersebut bisa memiliki dampak yang jauh terhadap pasar global, menyebabkan kekurangan pasokan dan lonjakan harga.

Selain ketegangan geopolitik, pasar minyak juga berhadapan dengan kendala pasokan yang berasal dari pemotongan produksi oleh negara-negara produsen minyak utama. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah membatasi produksi sebagai upaya untuk menyeimbangkan pasar dan mendukung harga.

Meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi global dan peningkatan permintaan minyak, pasokan tetap terbatas, menyebabkan pemadatan pasar. Hal ini diperparah oleh gangguan produksi di negara-negara seperti Libya dan Nigeria, serta efek berkepanjangan dari pandemi COVID-19 terhadap investasi dan pengembangan minyak.

Gabungan risiko geopolitik, kendala pasokan, dan pemulihan ekonomi global telah menghasilkan prospek yang bullish bagi harga minyak dalam jangka pendek. Para analis memperingatkan bahwa setiap eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan di Timur Tengah bisa menyebabkan lonjakan harga yang lebih signifikan, yang dapat mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh.

Investor terus memantau perkembangan di wilayah tersebut, dengan setiap tanda kemajuan menuju gencatan senjata kemungkinan akan memberikan sedikit kelegaan bagi pasar minyak. Namun, dinamika pasokan yang mendasari menunjukkan bahwa harga kemungkinan akan tetap didukung dalam beberapa minggu mendatang, kecuali ada perkembangan yang tak terduga.

Sementara itu, peserta pasar akan terus menilai perkembangan situasi di Timur Tengah sambil memperhatikan faktor kunci seperti keputusan produksi OPEC+, tren permintaan, dan perkembangan geopolitik. Hari-hari mendatang kemungkinan akan menjadi krusial dalam menentukan arah harga minyak di tengah ketidakpastian dan volatilitas yang terus berlangsung di pasar global.

Sumber: Investing