Return to site

Equityworld Futures - Emas Turun Pasca Inflasi AS yang Tinggi Meredam Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

broken image

Harga emas tergelincir pada perdagangan Kamis (29/4) pagi setelah data inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran akan kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi. Ini mengurangi daya tarik logam mulia non-bunga.

Menurut data yang dirilis Rabu malam oleh Departemen Tenaga Kerja AS, Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,9% bulan lalu, lebih dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,5%. Ini adalah peningkatan bulanan terbesar sejak Juni 2008, yang menambah kekhawatiran tentang inflasi yang berkelanjutan dan meningkatkan tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,3% menjadi $1,773.05 per ounce pada pukul 0036 GMT, setelah naik 0,1% pada sesi sebelumnya. Sementara itu, spot gold turun 0,4% menjadi $1,769.79 per ounce.

Dolar AS menguat ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar berada di 91.306 pada pukul 0036 GMT, setelah naik sebanyak 0,2% sebelumnya.

Kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa Federal Reserve mungkin akan lebih agresif dalam menanggapi tekanan inflasi, termasuk dengan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.

Langkah semacam itu dapat menekan harga emas karena logam tersebut tidak memberikan imbal hasil dan menjadi lebih mahal untuk disimpan jika suku bunga naik.

"Kenaikan yang tajam dalam harga emas semalam sangat disebabkan oleh kekhawatiran inflasi di seluruh dunia, dengan lonjakan yang terbaru di Amerika Serikat lebih tinggi dari yang diharapkan," kata analis OANDA Craig Erlam.

"Sementara ini mungkin lebih kejutan daripada sesuatu yang akan memicu peningkatan suku bunga lebih cepat, ini tetap menjadi bahan bakar bagi lompatan lebih lanjut dalam harga emas jika kondisinya berlanjut," tambahnya.

Seiring dengan data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, ketidakpastian geopolitik di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah telah memberikan dukungan tambahan bagi harga emas sebagai tempat perlindungan. Konflik dan ketidakpastian geopolitik sering kali membuat investor berbalik kepada aset safe-haven seperti emas.

Namun demikian, prospek kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari yang diantisipasi dapat membebani harga emas dalam jangka panjang, karena hal tersebut dapat meningkatkan biaya kesempatan memegang logam mulia tersebut.

Ketika melihat ke depan, pergerakan harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan data inflasi dan kebijakan moneter Federal Reserve AS, sementara faktor-faktor geopolitik juga akan tetap relevan dalam menentukan sentimen pasar terhadap logam mulia ini.

Sumber: Bloomberg, ewfpro